Mengapa Padrão

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

“Padrão” adalah tugu peringatan yang terbuat dari batu. Di tugu batu itu, pada abad ke-16 di Sunda Kelapa, utusan dagang Portugis mencatatkan kata-kata, sebagai bukti kerja sama dengan sebuah kerajaan Sunda yang dalam hal ini diwakili oleh Sang Hyang Surawisesa (Samian). Dalam konteks ini, kata-kata mesti diguratkan di atas batu agar bisa bertahan dari gerusan waktu, sebab jika tidak, kita akan lupa begitu selesai mengucapkannya. “Verba volant, scripta manent” kata orang Latin.

Dengan mengambil nama “Padrão Books” sebagai nama penerbitan, kami hendak menjangkau keabadian—jika itu bisa. Dengan ini pula kami memperkenalkan Padrão Books sebagai sebuah usaha rintisan ke arah penerbitan buku sastra dan humaniora yang bermutu. Ya, yang bermutu, baik jika dilihat dari kualitas karyanya, penyuntingannya, maupun rupa penampilannya, selera tata letak dan sampulnya. Dengan kata lain, kami hendak menjadikan penerbitan baru ini sebagai peluang dalam menyumbangkan sesuatu yang mungkin berharga kepada khazanah kesusastraan Indonesia modern yang telah mencapai usia lebih dari satu abad.

Tentu saja, kami tidak sendirian. Sebelum kami—dan setelah kami juga—banyak penerbit buku sastra dan humaniora yang dilabelkan secara heroik sebagai “indie” atau independen. Artinya, mereka yang berkiprah di luar penerbit-penerbit arus utama yang bermodal besar dan beroleh nama harum sejak puluhan tahun lalu. Bersama para penerbit indie ini, kami mencoba menegakkan satu disiplin penerbitan yang baik, bukan hanya tekat pada penerbitan buku bermutu, tetapi juga menghormati hak cipta pengarangnya.

Mengingat dalam beberapa tahun terakhir penerbitan buku indie bertumbuh dengan pesat—dengan tantangan yang tidak ringan, tentu saja—kami tidak berjanji muluk-muluk. Hanya berharap penerbitan kami bisa berjalan sesuai tekat dan cita-cita kami. Semoga kami bisa menambahkan nilai penting pada sebuah lanskap perbukuan dan kesusastraan yang tengah bertumbuh.

Selain menerbitkan buku, kami juga hendak menjadikan Padrão Books sebagai forum untuk memperbincangkan topik-topik kesusastraan yang kami anggap layak diperbincangkan di tengah situasi kehidupan kita yang serba-cepat dan kian pragmatis ini. Membicarakan kesusastraan di tengah situasi seperti ini mungkin suatu kemewahan, tetapi juga keperluan yang layak dipenuhi, bukan hanya oleh para penulis, kaum kritikus dan akademisi, tetapi juga oleh penerbit. Kesusastraan tanpa perbincangan adalah keadaan yang mencemaskan dan patut dipertanyakan.

Dunia kesusastraan kita memerlukan bukan hanya produksi karya yang bermutu dari pelbagai lapisan dan generasi pengarang—itulah kenapa kami mengambil peran ini—tetapi juga perbincangan yang hangat dan memberi inspirasi bagi pertumbuhan kreativitas kita. Tanpa perbincangan, kita tak ubahnya kerumunan, yang bisu dalam keramaian atau ramai dalam kebisuan.

Perlu anda ketahui, rubrik blog ini, terutama, adalah forum yang akan menampilkan percikan-percikan pemikiran kami tentang sastra dan perbukuan. Tidak perlu berpanjang-panjang. Cukuplah sepukul-dua pukul. Nantikan tulisan-tulisan kami selanjutnya. Nantikan pula terbitan buku terbaru kami. Siapa tahu menarik perhatian anda. Salam.

Dibaca

kali